(Kelas 7D SMPN 2 Tanggul)
Pada hari Minggu pagi yang cerah, seekor
kelinci berwarna putih dengan bulu yang lebat sedang berjalan-jalan. Kelinci
itu bernama Bunny. Bunny senang sekali berjalan-jalan. Tidak lama kemudian, ada
seekor monyet yang sedang terlihat sedih dan resah. Monyet itu bernama Kimon
dan ia terlihat sangat bingung.
“Mon, kenapa kamu terlihat gelisah?”
tanya Bunny.
“Aku bingung. Hari ini adalah ulang
tahun pamanku,” jawab Kimon.
“Lalu, apa yang ingin kamu berikan
kepada pamanmu?” tanya Bunny.
“Aku masih belum mendapatkan hadiah yang
bagus untuk pamanku.”
“Mon, bagaimana kalau kamu membuat banana cake saja?” usul Bunny.
“Tapi, aku tidak terlalu bisa membuat banana cake.”
“Kalau begitu, biar aku saja yang
membuatnya,” kata Bunny dengan semangat.
“Oh, Bunny, terima kasih kamu bersedia
membantuku membuat banana cake,” ujar
Kimon senang.
“Iya, Mon, sama-sama. Aku juga senang
bisa membantumu,” jawab Bunny.
Bunny pun pulang ke rumahnya dan
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat banana cake. Sementara Kimon mengambil pisang-pisang di rumahnya
kemudian memberikannya kepada Bunny. Kimon sangat bersemangat ingin membuatkan
pamannya banana cake. “Bunny, ini
pisang untuk membuat kue,” seru Kimon.
“Baiklah, Mon. Apakah kamu ingin
membantu membuatnya?” tanya Bunny.
“Sebenarnya aku sangat ingin membuatnya,
tetapi aku harus memberitahu bibiku dan menyiapkan pesta untuk pamanku,” jawab
Kimon dengan nada sedih.
“Sudahlah, Mon. Kalau begitu biar aku
saja yang membuat banana cake untuk
pamanmu. Kamu tak perlu sedih lagi,” kata Bunny.
“Sekali lagi maaf ya, Bunny. Membuat babana cake tidak terlalu sulit kan?”
tanya Kimon.
“Tidak, Mon. Akan kuselesaikan jam dua
belas siang,” kata Bunny.
“Bagaimana kalau jam sebelas saja?” tanya Kimon.
“Baiklah, akan kuselesaikan tepat jam
sebelas,” jawab Bunny.
“Terima kasih, Bunny. Aku akan segera
kembali mengambil kuenya,”
“Iya, hati-hati di jalan,”
“Baik, Bun,”
Kimon pun pergi ke rumah Bibi Monyet
Limon dan Paman Monyet Simon. Sementara Bunny melanjutkan membuat banana cake. Waktu pun menunjukkan pukul
setengah sepuluh. Bunny terburu-buru membuat banana cake sampai ia lupa memasukkan gula ke dalam adonan. Saat kue
sedang dipanggang di dalam oven, Bunny merasa sangat lelah dan tanpa sengaja
tertidur. Tanpa disadari kue di dalam oven menjadi terlalu matang dan gosong.
Bunny pun langsung terbangun karena mencium aroma gosong dari kue. Sementara
waktu telah menunjukkan pukul sebelas tepat. Kimon pun datang ke rumah Bunny.
“Bunny, apakah kuenya sudah selesai kamu
buat?” tanya Kimon saat memasuki dapur Bunny.
Bunny terlihat gugup, “Hmm, begini, Mon,
sebenarnya sudah aku buatkan. Tetapi, kuenya gosong karena terlalu lama di
dalam oven,” Bunny menjelaskan dengan rasa takut.
“Ya ampun! Kita tidak punya lagi untuk
pesta pamanku. Mengapa bisa gosong? Aku kan sudah memberitahumu bahwa hari ini
adalah hari yang sangat spesial untuk Paman Monyet Simon!” ucap Kimon dengan
penuh emosi.
“Iya, aku tahu. Aku minta maaf atas
kejadian hari ini. Aku tidak sengaja tertidur saaat memanggang kue karena aku
sangat lelah,” kata Bunny dengan nada pelan dan sedih.
“Maaf? Apa menurutmu masalah ini akan
selesai dengan kata maaf?” seru Kimon lalu pergi dari rumah Bunny.
“Tapi, Mon...” Bunny mencoba menahan
Kimon pergi dari rumahnya tapi Kimon tak menghiraukannya. Bunny sangat bingung.
Dia merasa sangat bersalah karena telah menghancurkan pesta yang sangat
spesial. Tanpa berpikir panjang, ia pun pergi ke rumah Paman dan Bibi Kimon.
“Bibi Monyet Limon, saya ingin meminta
maaf kepada Bibi, Paman Monyet Simon, dan Kimon,” kata Bunny.
“Iya, Bunny. Kimon sudah menceritakan
kepada Bibi dan Paman. Bibi tidak akan marah tetapi kamu harus bertanggung
jawab jika ada orang yang memberi tanggung jawab padamu,” kata Bibi Monyet
Limon.
“Iya, Bi. Bunny tidak akan ceroboh
lagi,” jawab Bunny sambil terisak.
“Kimon! Kimon! Kemarilah!” panggil Bibi
Monyet Limon.
Kimon menghampiri Bibi Monyet Limon
dengan wajah masih terlihat kesal sekali karena perbuatan ceroboh yang
dilakukan Bunny. Bunny pun merasa malu karena telah mengacaukan pesta ulang
tahun Paman Monyet Simon.
“Kimon, aku minta maaf karena telah
merusak pesta ulang tahun pamanmu,” kata Bunny.
Kimon tetap diam tak mau berkata. Bibi
Monyet Limon menggeleng-gelengkan kepala dan menjawab permintaan maaf Bunny
kepada Kimon. “Kimon, sudah jangan perpanjang masalah ini. Bagaimana kalau kita
membuat banana cake bersama-sama?”
Kimon berpikir sejenak lalu menjawab,
“Baiklah, Bi. Kimon memaafkan Bunny.”
“Terima kasih,” jawab Bunny dengan
senyuman.
“Ayo, kita segera buat kuenya!” ujar
Paman Monyet Simon yang sejak tadi ternyata mendengarkan percakapan ketiganya.
“Oke, Paman,” jawab Kimon dan Bunny
serempak.
Setelah itu, Paman Monyet Simon, Bibi
Monyet Limon, Kimon, dan Bunny bersama-sama membuat banana cake. “Kimon, kamu dan Bunny siapkan bahan-bahannya, ya!”
kata Bibi Monyet Limon. “Sementara Paman dan Bibi akan mengambil pisang di
kebun kita.”
“Baiklah, Bi,” jawab Kimon dan Bunny.
“Kimon, kamu ambil gula dan panaskan
mentega!”
“Baik,” jawab Kimon semangat.
Tak lama kemudian, Paman Monyet Simon
dan Bibi Monyet Limon datang membawa pisang-pisang yang mereka ambil dari
kebun. “Kimon, Bunny, apakah kalian sudah siap membuat adonan kuenya?” tanya
Paman Monyet Simon.
“Sudah, Paman. Kami tinggal memasukkan
pisang ke dalam adonan,” jawab Bunny.
“Ini pisangnya,” Paman Monyet Simon
memberikannya kepada Bunny.
“Bibi dan Paman sebaiknya menunggu di
luar saja. Biar kami yang menyelesaikan,” kata Bunny.
“Baiklah kalau begitu,” jawab Bibi
Monyet Limon.
Kemudian, Bunny dan Kimon melanjutkan
pekerjaannya. Beberapa menit kemudian, mereka menghampiri Paman Monyet Simon
dan Bibi Monyet Limon sambil membawa banana
cake yang beraroma lezat.
“Taraa!!....Ini dia banana cake spesial untuk Paman!” seru Kimon.
“Wah, sepertinya rasanya lezat sekali,”
ujar Paman Monyet Simon.
“Pasti, Paman. Karena yang membuat kue
ini adalah Kimon dan Bunny!” kata Kimon bangga. “Paman, silakan tiup lilin.”
Paman Monyet Simon meniup lilin. Kimon,
Bunny, dan Bibi Monyet Limon mengucapkan selamat ulang tahun kepada Paman
Monyet Simon.
“Nah, Bibi dan Paman juga senang melihat
kalian berdua akur kembali,” kata Bibi Monyet Limon kepada Kimon dan Bunny.
“Iya, Bi. Bunny juga tidak akan ceroboh
lagi,” kata Bunny.
“Baguslah. Lain kali jangan ceroboh
lagi, ya. Kalau kamu diberi amanat maka kamu harus bertanggung jawab dengan
amanat itu. Jangan ceroboh seperti tadi. Kejadian hari ini adalah pengalaman
bagimu,” ujar Bibi Monyet Limon dengan bijak.
“Iya, Bi,” jawab Bunny.
Sejak hari itu, Bunny
berjanji untuk tidak ceroboh lagi. Akhirnya suasana pesta hari itu kembali
meriah meskipun ada sedikit keterlambatan dalam membuat banana cake untuk Paman Monyet Simon.
Ditulis kembali oleh Ika Airen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar