Selamat Datang, ^_^ Blog ini disediakan bagi yang suka, yang ingin membaca dan belajar bahasa

Jumat, 23 Maret 2018

Si Ceroboh Bunny

Karya Nashwa Zahrani Putri Jatmiko
(Kelas 7D SMPN 2 Tanggul)



Pada hari Minggu pagi yang cerah, seekor kelinci berwarna putih dengan bulu yang lebat sedang berjalan-jalan. Kelinci itu bernama Bunny. Bunny senang sekali berjalan-jalan. Tidak lama kemudian, ada seekor monyet yang sedang terlihat sedih dan resah. Monyet itu bernama Kimon dan ia terlihat sangat bingung.
“Mon, kenapa kamu terlihat gelisah?” tanya Bunny.
“Aku bingung. Hari ini adalah ulang tahun pamanku,” jawab Kimon.
“Lalu, apa yang ingin kamu berikan kepada pamanmu?” tanya Bunny.
“Aku masih belum mendapatkan hadiah yang bagus untuk pamanku.”
“Mon, bagaimana kalau kamu membuat banana cake saja?” usul Bunny.
“Tapi, aku tidak terlalu bisa membuat banana cake.”
“Kalau begitu, biar aku saja yang membuatnya,” kata Bunny dengan semangat.
“Oh, Bunny, terima kasih kamu bersedia membantuku membuat banana cake,” ujar Kimon senang.
“Iya, Mon, sama-sama. Aku juga senang bisa membantumu,” jawab Bunny.
Bunny pun pulang ke rumahnya dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat banana cake. Sementara Kimon mengambil pisang-pisang di rumahnya kemudian memberikannya kepada Bunny. Kimon sangat bersemangat ingin membuatkan pamannya banana cake. “Bunny, ini pisang untuk membuat kue,” seru Kimon.
“Baiklah, Mon. Apakah kamu ingin membantu membuatnya?” tanya Bunny.
“Sebenarnya aku sangat ingin membuatnya, tetapi aku harus memberitahu bibiku dan menyiapkan pesta untuk pamanku,” jawab Kimon dengan nada sedih.
“Sudahlah, Mon. Kalau begitu biar aku saja yang membuat banana cake untuk pamanmu. Kamu tak perlu sedih lagi,” kata Bunny.
“Sekali lagi maaf ya, Bunny. Membuat babana cake tidak terlalu sulit kan?” tanya Kimon.
“Tidak, Mon. Akan kuselesaikan jam dua belas siang,” kata Bunny.
“Bagaimana kalau jam sebelas  saja?” tanya Kimon.
“Baiklah, akan kuselesaikan tepat jam sebelas,” jawab Bunny.
“Terima kasih, Bunny. Aku akan segera kembali mengambil kuenya,”
“Iya, hati-hati di jalan,”
“Baik, Bun,”
Kimon pun pergi ke rumah Bibi Monyet Limon dan Paman Monyet Simon. Sementara Bunny melanjutkan membuat banana cake. Waktu pun menunjukkan pukul setengah sepuluh. Bunny terburu-buru membuat banana cake sampai ia lupa memasukkan gula ke dalam adonan. Saat kue sedang dipanggang di dalam oven, Bunny merasa sangat lelah dan tanpa sengaja tertidur. Tanpa disadari kue di dalam oven menjadi terlalu matang dan gosong. Bunny pun langsung terbangun karena mencium aroma gosong dari kue. Sementara waktu telah menunjukkan pukul sebelas tepat. Kimon pun datang ke rumah Bunny.
“Bunny, apakah kuenya sudah selesai kamu buat?” tanya Kimon saat memasuki dapur Bunny.
Bunny terlihat gugup, “Hmm, begini, Mon, sebenarnya sudah aku buatkan. Tetapi, kuenya gosong karena terlalu lama di dalam oven,” Bunny menjelaskan dengan rasa takut.
“Ya ampun! Kita tidak punya lagi untuk pesta pamanku. Mengapa bisa gosong? Aku kan sudah memberitahumu bahwa hari ini adalah hari yang sangat spesial untuk Paman Monyet Simon!” ucap Kimon dengan penuh emosi.
“Iya, aku tahu. Aku minta maaf atas kejadian hari ini. Aku tidak sengaja tertidur saaat memanggang kue karena aku sangat lelah,” kata Bunny dengan nada pelan dan sedih.
“Maaf? Apa menurutmu masalah ini akan selesai dengan kata maaf?” seru Kimon lalu pergi dari rumah Bunny.
“Tapi, Mon...” Bunny mencoba menahan Kimon pergi dari rumahnya tapi Kimon tak menghiraukannya. Bunny sangat bingung. Dia merasa sangat bersalah karena telah menghancurkan pesta yang sangat spesial. Tanpa berpikir panjang, ia pun pergi ke rumah Paman dan Bibi Kimon.
“Bibi Monyet Limon, saya ingin meminta maaf kepada Bibi, Paman Monyet Simon, dan Kimon,” kata Bunny.
“Iya, Bunny. Kimon sudah menceritakan kepada Bibi dan Paman. Bibi tidak akan marah tetapi kamu harus bertanggung jawab jika ada orang yang memberi tanggung jawab padamu,” kata Bibi Monyet Limon.
“Iya, Bi. Bunny tidak akan ceroboh lagi,” jawab Bunny sambil terisak.
“Kimon! Kimon! Kemarilah!” panggil Bibi Monyet Limon.
Kimon menghampiri Bibi Monyet Limon dengan wajah masih terlihat kesal sekali karena perbuatan ceroboh yang dilakukan Bunny. Bunny pun merasa malu karena telah mengacaukan pesta ulang tahun Paman Monyet Simon.
“Kimon, aku minta maaf karena telah merusak pesta ulang tahun pamanmu,” kata Bunny.
Kimon tetap diam tak mau berkata. Bibi Monyet Limon menggeleng-gelengkan kepala dan menjawab permintaan maaf Bunny kepada Kimon. “Kimon, sudah jangan perpanjang masalah ini. Bagaimana kalau kita membuat banana cake bersama-sama?”
Kimon berpikir sejenak lalu menjawab, “Baiklah, Bi. Kimon memaafkan Bunny.”
“Terima kasih,” jawab Bunny dengan senyuman.
“Ayo, kita segera buat kuenya!” ujar Paman Monyet Simon yang sejak tadi ternyata mendengarkan percakapan ketiganya.
“Oke, Paman,” jawab Kimon dan Bunny serempak.
Setelah itu, Paman Monyet Simon, Bibi Monyet Limon, Kimon, dan Bunny bersama-sama membuat banana cake. “Kimon, kamu dan Bunny siapkan bahan-bahannya, ya!” kata Bibi Monyet Limon. “Sementara Paman dan Bibi akan mengambil pisang di kebun kita.”
“Baiklah, Bi,” jawab Kimon dan Bunny.
“Kimon, kamu ambil gula dan panaskan mentega!”
“Baik,” jawab Kimon semangat.
Tak lama kemudian, Paman Monyet Simon dan Bibi Monyet Limon datang membawa pisang-pisang yang mereka ambil dari kebun. “Kimon, Bunny, apakah kalian sudah siap membuat adonan kuenya?” tanya Paman Monyet Simon.
“Sudah, Paman. Kami tinggal memasukkan pisang ke dalam adonan,” jawab Bunny.
“Ini pisangnya,” Paman Monyet Simon memberikannya kepada Bunny.
“Bibi dan Paman sebaiknya menunggu di luar saja. Biar kami yang menyelesaikan,” kata Bunny.
“Baiklah kalau begitu,” jawab Bibi Monyet Limon.
Kemudian, Bunny dan Kimon melanjutkan pekerjaannya. Beberapa menit kemudian, mereka menghampiri Paman Monyet Simon dan Bibi Monyet Limon sambil membawa banana cake yang beraroma lezat.
“Taraa!!....Ini dia banana cake spesial untuk Paman!” seru Kimon.
“Wah, sepertinya rasanya lezat sekali,” ujar Paman Monyet Simon.
“Pasti, Paman. Karena yang membuat kue ini adalah Kimon dan Bunny!” kata Kimon bangga. “Paman, silakan tiup lilin.”
Paman Monyet Simon meniup lilin. Kimon, Bunny, dan Bibi Monyet Limon mengucapkan selamat ulang tahun kepada Paman Monyet Simon.
“Nah, Bibi dan Paman juga senang melihat kalian berdua akur kembali,” kata Bibi Monyet Limon kepada Kimon dan Bunny.
“Iya, Bi. Bunny juga tidak akan ceroboh lagi,” kata Bunny.
“Baguslah. Lain kali jangan ceroboh lagi, ya. Kalau kamu diberi amanat maka kamu harus bertanggung jawab dengan amanat itu. Jangan ceroboh seperti tadi. Kejadian hari ini adalah pengalaman bagimu,” ujar Bibi Monyet Limon dengan bijak.
“Iya, Bi,” jawab Bunny.
Sejak hari itu, Bunny berjanji untuk tidak ceroboh lagi. Akhirnya suasana pesta hari itu kembali meriah meskipun ada sedikit keterlambatan dalam membuat banana cake untuk Paman Monyet Simon.

  Ditulis kembali oleh Ika Airen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar