Selamat Datang, ^_^ Blog ini disediakan bagi yang suka, yang ingin membaca dan belajar bahasa

Sabtu, 17 Maret 2018

Lomba Terbang Burung


Karya: Egi Dwi Purnomo
(Kelas 7A, SMPN 2 Tanggul) 

Suatu hari di hutan belantara hiduplah sekelompok hewan seperti Kancil, Badak, dan Burung. Mereka semua saling bersahabat. Lalu datanglah seekor Burung Unta yang memberi pengumuman kepada burung-burung di sana.

“Pengumuman! Pengumuman! Minggu depan akan ada perlombaan terbang burung. Semua burung boleh ikut!”

“Di manakah lintasannya?” tanya Hamka, si Burung Merpati.

“Lintasannya melewati sungai dan hutan kemudian mengambil bendera yang ada di dalam sebuah jurang. Setelah itu harus kembali ke atas permukaan dan menuju tanah lapang yang ada di dekat jurang,” jawab Pak Burung Unta.

“Kepada siapa kami harus mendaftarkan diri?” tanya Segara Burung Perkutut.

“Pendaftarannya di Pak Rusa.”

“Baiklah. Terima kasih, Pak Burung Unta,” seru Hamka.

“Ya, sama-sama.”

Mendengar kabar bahwa minggu depan akan ada lomba, Laki si Burung Gagak juga ikut serta. “Aku harus ikut dan menjadi juara agar keluargaku bangga padaku.”

Laki si Burung Gagak pulang dan memberi tahu keluarganya. Setelah itu, dia pergi menemui teman-temannya dan memberi tahu ide liciknya yang ingin mencelakakan burung-burung yang ikut lomba.

Hari perlombaan tiba. Laki si Gagak bersiap untuk mengikuti lomba. Peserta lomba hanya sekitar sepuluh burung. Ternyata burung-burung yang lain telah ditakut-takuti oleh teman-teman Laki sehingga tidak mengikuti lomba.

Lomba terbang burung dimulai. Burung-burung terbang melintasi sungai. Di tengah-tengah sungai, dua ekor burung terjatuh gara-gara ulah teman-teman Laki si Gagak. Pada akhir lintasan, yaitu di dalam jurang, peserta yang tersisi hanya ada empat yaitu Hamka si Burung Merpati, Segara Burung Perkutut, Rosi si Burung Beo, dan Laki si Gagak.

Hamka merasakan kejanggalan dan bertanya tentang keenam burung yang lainnya. “Di mana burung yang lain?” tanyanya kepada Burung Perkutut.

“Tidak tahu,” jawab Segara si Burung Perkutut.

Setelah mereka berbicara, Hamka melihat Rosi si Burung Beo terjatuh gara-gara ada seekor burung yang tiba-tiba menabraknya. Melihat hal itu, Hamka mengejar burung itu. Dia tidak memikirkan perlombaan lagi. Setelah beberapa saat, Hamka berhasil menangkap burung itu sementara Laki si Gagak memenangkan perlombaan.

Hamka membawa burung yang mencelakai Rosi ke tempat perlombaan. Burung tersebut mengaku bahwa dia disuruh oleh Laki si Gagak. Juri lomba akhirnya menunjuk Segara sebagai pemenang sedangkan Laki si Gagak mendapat juara ke dua.

Laki si Gagak pulang dengan perasaan malu dan dia sadar bahwa perbuatannya salah. Dia ingin berubah. Sesampainya di rumah, Laki disambut oleh keluarganya. Laki dinasihati oleh ibunya bahwa jika ingin keluarganya bangga padanya, dia harus menghargai keluarga dan teman-temannya. Kakaknya menambahkan bahwa jika ingin mendapat juara, kita tidak boleh berbuat curang. Sejak saat itu Laki si Gagak menjadi lebih menghargai dan tidak berbuat curang saat ada perlombaan.
Memang kita tidak boleh curang. Hendaknya harus saling menghargai supaya kita pun dihargai oleh orang lain. Kita juga tidak boleh curang dalam perlombaan supaya menang secara jujur dan sportif.

Ditulis kembali oleh Ika Airen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar