Karya: Egi Dwi Purnomo
(Kelas 7A, SMPN 2 Tanggul)
Suatu hari di hutan belantara hiduplah sekelompok
hewan seperti Kancil, Badak, dan Burung. Mereka semua saling bersahabat. Lalu
datanglah seekor Burung Unta yang memberi pengumuman kepada burung-burung di sana.
“Pengumuman! Pengumuman! Minggu depan
akan ada perlombaan terbang burung. Semua burung boleh ikut!”
“Di manakah lintasannya?” tanya Hamka,
si Burung Merpati.
“Lintasannya melewati sungai dan hutan
kemudian mengambil bendera yang ada di dalam sebuah jurang. Setelah itu harus
kembali ke atas permukaan dan menuju tanah lapang yang ada di dekat jurang,”
jawab Pak Burung Unta.
“Kepada siapa kami harus mendaftarkan
diri?” tanya Segara Burung Perkutut.
“Pendaftarannya di Pak Rusa.”
“Baiklah. Terima kasih, Pak Burung
Unta,” seru Hamka.
“Ya, sama-sama.”
Mendengar kabar bahwa minggu depan akan
ada lomba, Laki si Burung Gagak juga ikut serta. “Aku harus ikut dan menjadi
juara agar keluargaku bangga padaku.”
Laki si Burung Gagak pulang dan memberi
tahu keluarganya. Setelah itu, dia pergi menemui teman-temannya dan memberi
tahu ide liciknya yang ingin mencelakakan burung-burung yang ikut lomba.
Hari perlombaan tiba. Laki si Gagak
bersiap untuk mengikuti lomba. Peserta lomba hanya sekitar sepuluh burung.
Ternyata burung-burung yang lain telah ditakut-takuti oleh teman-teman Laki
sehingga tidak mengikuti lomba.
Lomba terbang burung dimulai.
Burung-burung terbang melintasi sungai. Di tengah-tengah sungai, dua ekor
burung terjatuh gara-gara ulah teman-teman Laki si Gagak. Pada akhir lintasan,
yaitu di dalam jurang, peserta yang tersisi hanya ada empat yaitu Hamka si
Burung Merpati, Segara Burung Perkutut, Rosi si Burung Beo, dan Laki si Gagak.
Hamka merasakan kejanggalan dan bertanya
tentang keenam burung yang lainnya. “Di mana burung yang lain?” tanyanya kepada
Burung Perkutut.
“Tidak tahu,” jawab Segara si Burung
Perkutut.
Setelah mereka berbicara, Hamka melihat
Rosi si Burung Beo terjatuh gara-gara ada seekor burung yang tiba-tiba
menabraknya. Melihat hal itu, Hamka mengejar burung itu. Dia tidak memikirkan
perlombaan lagi. Setelah beberapa saat, Hamka berhasil menangkap burung itu
sementara Laki si Gagak memenangkan perlombaan.
Hamka membawa burung yang mencelakai
Rosi ke tempat perlombaan. Burung tersebut mengaku bahwa dia disuruh oleh Laki
si Gagak. Juri lomba akhirnya menunjuk Segara sebagai pemenang sedangkan Laki
si Gagak mendapat juara ke dua.
Laki si Gagak pulang dengan perasaan
malu dan dia sadar bahwa perbuatannya salah. Dia ingin berubah. Sesampainya di
rumah, Laki disambut oleh keluarganya. Laki dinasihati oleh ibunya bahwa jika
ingin keluarganya bangga padanya, dia harus menghargai keluarga dan
teman-temannya. Kakaknya menambahkan bahwa jika ingin mendapat juara, kita
tidak boleh berbuat curang. Sejak saat itu Laki si Gagak menjadi lebih
menghargai dan tidak berbuat curang saat ada perlombaan.
Memang kita tidak boleh
curang. Hendaknya harus saling menghargai supaya kita pun dihargai oleh orang
lain. Kita juga tidak boleh curang dalam perlombaan supaya menang secara jujur
dan sportif.
Ditulis kembali oleh Ika Airen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar