KARYA: RENDY RAMADHANI
(Kelas 7B: SMPN 2 Tanggul)
Pada suatu hari
terdapat tiga sahabat yang sedang jalan-jalan. Nama ketiga sahabat itu adalah
Hari, Ranty, dan Yanto. Di tengah perjalanan, mereka menemukan sebuah kotak
yang cukup besar dan ditutupi oleh ilalang dan rumput. Mereka pun mengambil
kotak tersebut dari tempatnya.
“Kotak ini isinya apa,
ya?” tanya hari.
“Aku juga tidak tahu,”
Yanto menjawab pertanyaan Hari.
“Kalau mau tahu, kita
harus membuka kotak ini!” kata Ranty.
Setelah mereka membuka
kotak itu, ternyata isinya adalah tiga buah pedang yang berbentuk seperti naga.
“Wowwww.... Keren
banget!!” kata Hari.
“Iya, pedang ini sangat
keren,” kata Yanto.
Mereka pun mengambil
tiga pedang itu. Tapi, Ranty menemukan selembar kertas yang bertuliskan jika
ketiga pedang ini disatukan, maka akan mendapatkan petualangan yang
menegangkan, dan sekaligus mendapatkan kekuatan yang dimiliki pedang itu.
Mereka pun mencoba menyatukan ketiga pedang itu. “Mari kita coba menyatukan
tiga pedang ini!” kata Ranty.
Tiga detik kemudian,
mereka terlempar ke negeri yang dipenuhi oleh naga. Mereka menelusuri negeri
yang dipenuhi naga itu. Di tengah perjalanan, mereka bertemu seseorang yang
berwujud manusia tapi memiliki sayap seperti naga. “Si...si...siapa Anda?”
tanya Yanto.
“Aku adalah pemimpin
naga-naga ini. Akulah yang memanggil kalian kemari,” kata orang itu.
“Ohh, jadi Anda yang
menyimpan kotak itu di desa kami,” kata Ranty.
“Tapi kenapa Anda
memanggil kami?” tanya Hari.
“Untuk membantu kami
perang dengan sekumpulan naga hitam,” kata Pemimpin Naga itu.
“Tidak mau. Kami tidak
mau berperang!” teriak Yanto.
“Tapi cara kalian
keluar dari negeri ini adalah dengan membantu kami berperang,” Pemimpin Naga
menjelaskan.
“Baiklah, kami akan
membantu kalian,” kata Hari.
Hari yang ditunggu pun
tiba. Sekelompok naga yang berwarna hitam datang.
“Ayo kita serang!!”
teriak Pemimpin Naga.
Mereka pun saling
mengobarkan api dari mulutnya untuk memenagkan perang besar. Hari, Ranty, dan
Yanto berperang dengan menggunakan pedang yang mereka temukan. Tiga puluh menit
kemudian, kelompo naga hitam pun menyerah.
“Akhirnya kita
menang!!” teriak Pemimpin Naga.
“Hore!! Kita menang!!”
teriak ketiga sahabat itu.
“Terima kasih untuk
pertologan kalian. Ambillah pedang sakti ini sebagai tanda terima kasih,” kata
Pemimpin Naga. Tapi pedang itu sangat panas dan memiliki duri. Di saat mereka
akan mengambil pedang itu, mereka terlempar kembali ke negeri mereka sendiri.
“Jadi kita sisa-sia
berperang tapi tidak mendapatkan pedang sakti itu,” kata Yanto.
“Kita tidak sia-sia.
Buat apa kita mendapatkan pedang panas itu, tapi tangan kita terluka,” kata
Hari. Mereka pun saling berangkulan.
Ditulis kembali oleh Ika Airen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar