Selamat Datang, ^_^ Blog ini disediakan bagi yang suka, yang ingin membaca dan belajar bahasa

Sabtu, 10 Maret 2018

Negeri Penyihir


KARYA: AHMAD FIKRI SABILIL MUCHTAR
(Kelas 7C: SMPN 2 Tanggul)

Pada suatu hari, di desa terpencil hiduplah sebuah keluarga yang hidup aman dan damai. Di dalam keluarga itu ada Lady, Ferdi, dan Kak Krisna. Pada hari Minggu pagi, Lady, Ferdi, dan Kak Krisna sedang bersih-bersih rumah. Mereka membagi tugas, Lady membersihkan gudang, Kakak dan Ferdi membersihkan teras dan ruang tamu. Saat bersih-bersih rumah, Lady menemukan sebuah peti tua yang berada di dalam gudang. Lady berteriak, “Kakak, Ferdi, aku menemukan sesuatu!!”
“Iya, Lady ada apa?” tanya Kak Krisna dan Ferdi.
Lady menjawab, “Aku menemukan sebuah peti.”
Setelah menemukan sebuah peti, mereka melanjutkan bersih-bersih dan meletakkan peti tersebut di meja ruang tamu. Saat malam hari, mereka bersama-sama membuka peti yang berada di ruang tamu.
“Ayo kita buka peti ini!” kata Lady, Ferdi dan Kak Krisna hampir bersamaan.
Setelah peti tersebut dibuka, keluarlah cahaya berbentuk lingkaran. Setelah itu mereka berjalan ke dalam portal tersebut. Setelah masuk ke dalam portal, mereka terlempar ke sebuah negeri penyihir.
“Negeri apa ini, Kak?” tanya Lady.
Kak Krisna menjawab, “Aku pun tidak tahu, Lady.”
Tiba-tiba mereka melihat dua kerajaan. Yang satu terang karena sinar matahari, dan satunya gelap gulita. Setelah itu, mereka bertemu dengan seorang ratu yang dihiasi emas. Ratu itu bernama Ratu Mila. Ratu Mila pun berkata, “Ini adalah negeri penyihir, dan aku bernama Ratu Mila. Aku adalah penyihir baik. Kalian adalah anak yang diramalkan akan menolongku.”
“Menolong apa, Ratu?” tanya Kak Krisna.
Ratu menjawab, “Kalian akan menolongku melawan Ratu Anabel.”
“Siapa Ratu Anabel itu, Ratu Mila?” tanya Lady.
Tiba-tiba petir terdengar dan angin sangat kencang. Ratu Mila berkata, “Ayo ikut ke kerajaanku!” Mereka pun pergi ke kerajaan Ratu Mila. Sesampainya di sana, Lady merasa sakit perut. “Aww, perutku sakit!” Lady berseru. Tiba-tiba Ratu Mila mengambilkan Lady sebuah cabai. Ratu Mila berkata kepada Lady, “Makanlah cabai ajaib ini!”
Lady menjawab, “Jika aku makan cabai, perutku tambah sakit.”
Ratu Mila berkata lagi, “Makanlah saja, Lady.”
Lady menjawab, “Baik, Ratu Mila.” Lady memakan cabai tersebut. Tiba-tiba “Bruuuddd” Lady mengeluarkan angin. Tiba-tiba perut Lady terasa lebih enakan. Lady berkata, “Ratu Mila, kamu belum menjawab pertanyaanku.”
Ratu Mila berkata, “Ohh iya, saya lupa. Ratu Anabel itu adalah ratu penyihir jahat yang ingin menguasai kerjaanku.” Lady terkejut.
Waktu telah berlalu dengan cepat. Tak terasa sudah sore hari. Saat sore hari, mereka berjalan-jalan di luar istana. Tiba-tiba mereka bertemu dengan wanita berjubah hitam yang menghampiri mereka.
“Kaaamu.. si.. apa?” tanya mereka bertiga.
Ratu Anabel menjawab, “Aku adalah Ratu Anabel. Aku ke sini ingin menantang perang terhadap Ratu Mila.”
Tiba-tiba Ratu Mila datang. Ratu Mila bertanya, “Kalian tidak apa-apa?”
“Kami tidak apa-apa,” jawab Lady, Ferdi, dan Kak Krisna.
Ratu Mila berkata kepada Ratu Anabel, “Aku terima tantanganmu, Ratu Anabel!”
Ratu Anabel berkata, “Baiklah, besok pagi saat matahari terbit kita mulai perang ini dan saat matahari terbenam, perang telah usai.”
Ratu Mila menjawab, “Ya, aku setuju.”
Setelah itu Ratu Mila bersama Lady, Ferdi, dan Kak Krisna kembali ke kerajaan Ratu Mila. Mereka disuruh beristirahat oleh Ratu Mila. “Istirahatlah kalian. Tapi sebelum kalian istirahat, maukah kalian membantuku untuk berperang melawan Ratu Anabel besok?”
“Tentu saja kami akan membantu, Ratu Mila.”
Setelah itu, mereka pun beristirahat. Setelah melalui malam yang penjang, Ratu Mila pun bangun dar tidurnya dan mempersiapkan pasukan yang akan dibawa bertempur. Ratu Mila membawa para pengendali elemen, para penyihir, para raksasa, dan peri penyembuh.
“Hoaii..” Lady, Ferdi, dan Kak Krisna menguap bersamaan.
“Kalian sudah bangun?” tanya Ratu Mila.
“Ya, kami sudah bangun,” jawab Kak Krisna.
Pagi itu mereka pun pergi ke tempat peperangan. Sesampainya di tempat peperangan, Ferdi sempat kaget. “Hah makhluk terbang apa itu?”
“Itu adalah anjing terbang lava,” jawab Ratu Mila.
“Hah anjing terbang lava?” Ferdi terkejut.
“Bersiap! Angkat senjata kalian dan Seranggg!!!!!!” teriak Ratu Mila.
Akhirnya para pengendali elemen pun menyerang terlebih dahulu. Serangan pertama mereka menggunakan elemen angin agar musuh tidak dapat melihat. Sementara para raksasa pun menyerang pertahanan musuh yang paling kuat dan diikuti para penyihir. Mereka bersama-sama menyerang. Setelah itu peri penyembuh menyembuhkan para pejuang yang cedera.
Ratu Mila berkata, “Ayo kita serang Ratu Anabel dan anjing terbang lavanya! Kita harus membagi tugas. Kalian menyerang anjing terbang lava dan aku menyerang Ratu Anabel.”
“Baiklah kita serang sekarang!” teriak Kak Krisna.
Ratu Mila pun menyerang Ratu Anabel dengan perlawanan yang sangat ketat. Lady, Ferdi, dan Kak Krisna menyerang anjing terbang lava. Mereka kewalahan menyerang anjing terbang lava. Di sana ada menara tua yang sangat tinggi. Kak Krisna mempunyai ide.
“Lady, cepat kamu pergi ke menara teratas itu!” kata Kak Krisna.
“Untuk apa, Kak?” tanya Lady.
“Kamu harus bisa menjatuhkan batu besar itu tepat pada anjing terbang lava itu,” jawab Kak Krisna.
“Ya, baiklah aku mengerti,” kata Lady.
Lady pun pergi ke atas menara, sedangkan Ferdi dan Kak Krisna memancing anjing terbang lava itu tepat di bawah menara.
“Lady, bersiap!” teriak Kak Krisna.
“Baik, Kak,” jawab Lady.
Kreekkk.. Lady mendorong bau besar itu. Tiba-tiba Boomm... batu itu terkena anjing terbang lava. Setelah itu keluar cairang hitam dari anjing terbang lava. Mereka pun berhasil mengalahkan anjing terbang lava itu. Sedangkan Ratu Mila belum berhasil mengalahkan Ratu Anabel. Mereka pun menghampiri Ratu Mila.
Ratu Mila berkata, “Gunakan tongkat sihirku untuk mengalahkan Ratu Anabel. Gunakan mantra ini dan arahkan kepada Ratu Anabel. Dengan kekuatan seluruh alam, aku akan mengalahkanmu.”
“Baiklah, Ratu,” kata Kak Krisna, Lady, dan Ferdi.
Mereka mengarahkan tongkat sihir itu kepada Ratu Anabel.
“Dengan kekuatan seluruh alam, aku akan mengalahkanmu,” kata Lady, Ferdi, dan Kak Krisna.
Setelah itu, Ratu Anabel pun terjebak pada akar yang muncul dari tanah.
“Tolong! Tolong aku!!!” teriak Ratu Anabel.
“Biarkan saja Ratu jahat itu terjebak,” kata Kak Krisna.
“Baik, aku akan menolongmu Ratu Anabel, tapi dengan syarat kamu harus menjadi penyihir yang baik,” kata Ratu Mila.
“Yaa.. aku akan menjadi penyihir baik, Ratu Mila,” kata Ratu Anabel.
Ratu Mila pun melepaskan Ratu Anabel. Ratu Anabel mengucapkan terima kasih kepada Ratu Mila dan semuanya.
Sejak saat itu Ratu Anabel menjadi penyihir baik. Ratu Mila mengucapkan terima kasih dan memberikan peti yang sangat kecil. Mereka membuka peti tersebut, dan muncul sebuah portal. Mereka pun masuk ke dalam portal tersebut dan mereka kembali ke rumah tepat di ruang tamu mereka.
“Huhh.. Ratu Mila tidak memberikan hadiah berharga!” seru Lady dan Ferdi.
“Tidak apa-apa, yang penting kita selamat. Ratu Mila kan sudah memberikan hadiah kepada kita berupa pelajaran yang sangat berharga, yaitu kebaikan dan kekompakan atau kerja sama,” kata Kak Krisna. Mereka pun bersama-sama memeluk satu sama lain.

Ditulis kembali oleh Ika Airen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar