Selamat Datang, ^_^ Blog ini disediakan bagi yang suka, yang ingin membaca dan belajar bahasa

Sabtu, 17 Maret 2018

Belajar Mendengarkan


Oleh Airen Wulandari

Pengantar
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada anak yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Awal terjadinya pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendidik karakter anak, diantaranya dengan pendidikan sekolah, diskusi dalam keluarga dan lain sebagainya. Salah satu bentuk pendidikan karakter di dalam keluarga dapat dilakukan oleh orang tua dengan cara belajar mendengarkan anak, karena dengan demikian maka akan tercipta hubungan anak dan orang tua yang harmonis sehingga pembentukan karakter baik anak mudah tercipta.

A         Pengertian Mendengarkan
Mendengarkan adalah sikap hati seorang pendengar yang baik, bukan mendengarkan karena tidak memiliki sesuatu yang bisa dikatakan. Berbeda dengan mendengar yang artinya adalah menangkap bunyi atau ujaran tanpa perencanaan, mendengarkan merupakan suatu kegiatan menangkap ujaran dengan perencanaan dan kesengajaan secara sadar. Mendengarkan dapat membuat suatu hubungan menjadi lebih akrab dan terbuka. Namun, untuk mencapai hubungan tersebut seseorang harus menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu kemudian melakukan pendidikan karakter terhadap anak.

B         10 Cara Untuk Menjadi Pendengar yang Baik
Untuk menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah, oleh karena itu, diperlukan beberapa tahap atau cara. Berikut beberapa cara untuk menjadi pendengar yang baik.
1        Pusatkan perhatian Anda pada anak yang sedang berbicara dan dengarkan apa yang dia katakan. Jangan biarkan pikiran Anda melayang ke tempat lain.
2        Pandanglah mata anak dengan wajar. Ini memberikan kesan bahwa Anda memperhatikan apa yang diucapkannnya dengan sungguh-sungguh.
3        Berikan respon yang bersahabat. Respon kecil yang mungkin tampak sepele dapat membuat anak merasa dihargai. Sekali-kali Anda bisa mengangguk, menggelengkan kepala, tersenyum, tertawa atau memberikan komentar pendek seperti "Oh, ya?", "Hebat!", "Luar biasa!"
4        Berikanlah kesempatan pada anak untuk menyelesaikan apa yang ingin diutarakannya. Hindari kebiasaan memotong pembicaraan anak. Selain tidak sopan, kebiasaan itu dapat membuatnya merasa kesal dan tersinggung.
5        Bila Anda merasa bosan atau tidak berminat dengan topik pembicaraannya, alihkan dengan perlahan-lahan. Jangan sesekali mengubah topik pembicaraan secara mendadak.
6        Buatlah anak bergairah untuk terus berbicara. Apabila Anda berhasil memancing gairah anak yang semula kurang antusias, maka Anda telah berhasil merebut hatinya.
7        Kendalikan diri untuk tidak tergoda ingin mengalahkan anak Anda.
8        Dalam kasus-kasus khusus, belajarlah untuk meringkas apa yang diuraikan oleh anak sebelum memberikan komentar atau nasehat. Bersikaplah seperti seorang dokter yang mendiagnosa dulu penyakit pasiennya dengan teliti sebelum menyimpulkan apa penyakitnya dan memberi resep obat.
9        Belajarlah peka terhadap motif anak, mungkin dia sedang mencurahkan isi hatinya tanpa keinginan untuk dinasehati, apalagi disalahkan. Jadi Anda cukup berperan sebagai pendengar saja, mungkin dia sedang menceritakan pengalaman agar Anda memujinya. Apabila demikian, pujilah dengan spontan dan tulus.
10    Belajar untuk mendengar dengan tulus. Semua kiat di atas tidak akan membuat Anda menjadi pendengar yang baik bila tidak dilakukan dengan tulus.

C         Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bertabiat, bersifat, berwatak. Menurut Tadkiroatun Masfiroh (UNY 2008,) karakter mengacu pada serangkaian sikap(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi dan keterampilan(skill). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berperilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.

D         Pendidikan Karakter Anak Melalui Belajar Mendengarkan
Pendidikan karakter anak di dalam keluarga lebih efektif dengan cara memberi kesempatan anak berbicara dan mendengarkannya dengan tulus sehingga mampu menciptakan keterbukaan antara anak dan orang tua. Anak sering berbicara hal-hal yang sederhana, kurang menarik dan dianggap kurang penting oleh orang dewasa. Selain itu, anak juga kerap menunjukkan reaksi emosional yang berbeda dari orang dewasa, merasa kagum oleh sesuatu yang dianggap biasa saja oleh orang dewasa, khawatir dan takut terhadap sesuatu yang dianggap tak masuk akal oleh orang dewasa bahkan anak sering berbicara yang lebih tepat disebut pembelaan ketika disalahkan oleh orang tua dan dianggap perlawanan atau bahkan pembangkangan terhadap orang dewasa. Kualitas kepribadian anak sangat bergantung pada keluarga terutama orang tua. Apakah anak akan menjadi orang berandalan atau orang yang sukses, sangat ditentukan oleh karakter yang dibentuk. Salah satu pendidikan karakter anak dapat dilakukan dengan cara belajar mendengarkan anak. Pendidikan karakter terhadap anak dapat dimulai dengan menjadi pendengar yang baik ketika anak bercerita, setelah orang tua berhasil menjadi tempat curahan hati sang anak, maka orang tua akan dengan mudah mendapatkan hati sang anak, langkah selanjutnya adalah menanamkan pendidikan kepada anak.
Ketika anak bercerita, cobalah perlahan-lahan membuka peluang untuk mendiskusikan masalah atau pembicaraan dengan memasukkan penanaman karakter dari berbagai aspek, misalnya aspek agama, moral, adat dan lainnya, sehingga anak tidak merasa mendapat “ceramah” tetapi mendapatkan suatu pelajaran baru dengan cara yang menyenangkan tanpa merasa tidak diacuhkan. Pembelaan sering dilakukan anak ketika diamarahi atau merasa disudutkan oleh orang tua akibat kesalahan yang telah mereka lakukan. Dalam situasi tersebut orang tua cenderung memarahi dan meminta anak untuk mendengarkannya. Hal ini dapat mengakibatkan  anak semakin melawan orang tua dan yang lebih buruk apabila lagi anak tidak menemukan “tempat” untuk mengeluarkan apa yang dialaminya, tidak menutup kemungkinan anak akan melampiaskan perasaanya kepada orang lain yang belum tentu baik baginya atau bahkan terseret pada hal-hal yang dilarang seperti halnya narkoba. Pada keadaan demikian, mengalah, meredakan emosi dan mendengarkan anak perlu dilakukan orang tua. Selanjutnya anak dinasehati dengan baik-baik tanpa menyinggung perasaanya, sampaikan kesalahan anak dengan perlahan tetapi juga tegas. Dengan demikian akan tercipta keterbukaan antara orang tua dan anak sehingga pembentukan karakter anak yang baik mudah dibentuk.
Banyak hal yang didapat dengan pendidikan karakter melalui menjadi pendengar yang baik bagi anak. Anak belajar bagaimana harus berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain, anak tidak akan segan untuk menyampaikan pendapatnya, ia akan lebih menghargai orang lain sebagaimana ia dihargai ketika didengarkan, serta nasehat orang tua akan diterimanya dengan baik.

Kesimpulan
Wadah pendidikan karakter dimulai dari keluarga. Pembentukan karakter anak dapat dibentuk dengan berbagai macam pendidikan karakter, salah satunya ialah dengan cara belajar mendengarkan anak. Melalui menjadi pendengar yang baik, orang tua dapat mengetahui karakter dan apa yang dibutuhkan anak sehingga dapat menasehati anak tanpa menyinggung perasaannya. Dengan demikian anak akan merasa dihargai dan lebih mendengarkan serta menerima nasehat yang diberikan kepadanya. Kualitas karakter anak yang baik akan lekas terbentuk melalui keterbukaan yang terjadi antara anak dan orang tua.




DAFTAR RUJUKAN

Hermadi. 2010. Cara Menjadi Pendengar yang Baik. http://hermadi.blogspot.com/2010/04/10-cara-menjadi-pendengar-yang-baik.html. [24 November 2011]

Teguh, Mario. 2010. Pengertian Mendengarkan. http://quoteindonesia.com/mario-teguh-66. [14 Desember 2011]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar