Selamat Datang, ^_^ Blog ini disediakan bagi yang suka, yang ingin membaca dan belajar bahasa

Senin, 31 Desember 2018

Tahun Baru

Saat 2018 kembali ke tempat peraduannya
2019 tak sabar tuk segera menerbitkan dirinya
Ia bersiap menemani langkah anak-anak Adam

Kemerlapan cahaya berbunga menghias langit menyambutnya
diiringi tawa haru setiap asa dari insani
Benarkah seluruh makhluk bersorak ria menyambutnya?
"Iya," batinnya. "Jelas, mereka bersorak padaku.
Akulah tokoh utama malam ini."
Ia terkekeh dan tersanjung
Ia tak tahu, di belahan bumi yang lain
ada yang masih tidur beralaskan kardus
ditemani angin malam yang berwajah dingin
ada yang masih bersedu sedan
diterpa alam yang murka beberapa waktu lalu
ada yang masih terkatung dengan kenangan
dari orang terkasih yang menjadi separuh napasnya
ada yang masih merasakan betapa pahit kopi kehidupan
ada yang masih tak tahu cara menikmati
kopi kehidupan yang pahit

2019 tak tahu
Ia tak tahu
Yang ia tahu, banyak huru hara yang memujanya
Yang ia tahu, mungkin saja Tuhan sedang cemburu
Yang ia tahu, ia tertakdirkan tuk lahir di awal tahun
dan mati akhir tahun nanti

                                                                  karya Ika Airen

Minggu, 30 Desember 2018

TERIMA KASIH, GURUKU


karya Dewi Hanif (9E)


Sebentar lagi aku dan teman-temanku akan melewati masa-masa kelulusan. Berkat guru yang sudah mengajariku, banyak ilmu pengetahuan yang aku dapatkan. Pagi ini aku dan teman-temanku membahas tentang hari-hari kami pada saat kelas tujuh dan delapan. Kami membahas itu untuk mengenang kenangan kami. Vito, ketua kelas di kelas kami yang pandai dan bertanggung jawab serta Elsa, bendahara yang terkenal galak dan cerewet.
“Kalian ingat tidak pada saat ada iuran, Elsa memarahi Aldi karena tidak mau bayar!” ujar Vito.
“Tentu kita ingat!” jawab Aldi.
“Sudahlah, kalian tidak usah membahas itu lagi,” jawab Elsa.
“Oke. Lebih baik kita membahas hadiah untuk Bu Frety saja,” ujar Vito.
Bu Frety adalah wali kelas kami yang sangat baik hati dan sabar. Berkat Bu Frety, aku dan teman-temanku mendapatkan nilai yang memuaskan saat uji coba. Setiap hari sepulang sekolah aku dan teman-temanku belajar tambahan untuk ujian kelulusan. Dengan sabar dan telaten, Bu Frety mengajari kami dengan penuh kasih sayang. Keesokan harinya, semua teman-temanku berkumpul di rumah Vito untuk membuat rencana.
“Bagaimana jika kita membuat kejutan berupa foto saja untuk Bu Frety?” saran Lidia.
“Bagus juga idemu,” jawab Vito.
Dari rencana Lidia itu, aku dan teman-temanku sepakat untuk membuat foto. Satu per satu dari kami mengumpulkan foto kami untuk dijadikan kado yang dibentuk persegi panjang. Di dalamnya terdapat foto-foto kami, kalimat ucapan, dan puisi untuk Bu Frety.
Setelah selesai membuat kado, kami berencana membeli coklat berbetuk hati dan bertuliskan “Terima kasih, Guruku”. Setelah semua sudah selesai, kami sepakat untuk memberikannya kepada Bu Frety besok.
Pagi hari sudah tiba, kami semua menunggu Bu Frety di kelas dengan keadaan tegang dan senang. Mendengar suara hentakan kaki menuju kelas kami, kami segera bergegas berdiri di depan pintu dan menyambut Bu Frety.
Dengan raut wajah senang dan terharu, Bu Frety meneteskan air mata bahagia. Kami semua mengucapkan terima kasih banyak kepada Bu Frety karena telah mendidik dan mengajar kami dengan penuh kasih sayang.
“Terima kasih, murid-muridku. Ibu bangga pada kalian semua. Semoga kelak kalian akan berhasil mencapai cita-cita kalian semua,” ujar Bu Frety.
Hari ini kelas kami penuh dengan keterharuan dan kebahagiaan. Setelah acara kejutan untuk Bu Frety selesai, kami pun berfoto bersama untuk dijadikan kenang-kenangan.

Jumat, 29 Juni 2018

Debaran Kita

karya Ika Airen


Saat itu
Aku mulai bertanya
Apa ini?
Apa yang kurasa ini?
Aku tak melihat selain apa yang
ada di depanku
Yaitu matamu
Aku tak mendengar selain apa yang
kudengar darimu
Yaitu tawa pelanmu
Aku tak tertegun selain pada yang
berdegup di dalam diriku

Apa ini?
Kuulang lagi tanyaku itu

Mungkin,
Kau pun melihat, mendengar, dan tertegun
pada yang sama dengan yang kutanya

Mungkin,
Sejak itu sebenarnya sejak
Hati kita tertambat kuat

PERBEDAAN “ACUH” DAN “ACUH TAK ACUH”

oleh Ika Airen


Pengertian kata “Acuh”
Di dalam KBBI, acuh (verba) berarti peduli; mengindahkan. Mengacuhkan (verba) berarti memedulikan/mengindahkan, sedangkan acuhan (nomina) berarti hal yang diindahkan; hal yang menarik minat. Di dalam tesaurus bahasa Indonesia, kata acuh bersinonim dengan kata: bena; hirau; hisab; indah; ingat; peduli; dan tahu. Singkatnya kata acuh berarti peduli. Tak acuh berarti tidak peduli.

Kesalahan penggunaan kata “Acuh”
Penggunaan kata acuh seringkali salah. Banyak yang mengartikan bahwa pengertian dari kata acuh adalah ‘tidak peduli’ padahal justru sebaliknya. Bahkan ada beberapa lagu di Indonesia yang menerapkan kata acuh dengan pengertian ‘tidak peduli’. Di dalam bahasa Indonesia, kata yang berarti ‘tidak peduli’ adalah ‘abai’ bukan ‘acuh’. Kata mengabaikan (Tesaurus) berlawanan dengan kata memedulikan, menghiraukan, dan memperhatikan.

Perbedaan “acuh” dan “acuh tak acuh”
Jika ‘acuh’ berarti peduli, maka beda halnya dengan ‘acuh tak acuh’. Acuh tak acuh berarti apatis, beku, cuai, hambar, masa bodoh. Dalam bahasa cakapan, acuh tak acuh berarti cuek sedangkan dalam bahasa kiasan berarti ‘dingin’. Oleh karena itu, ‘acuh’ dan ‘acuh tak acuh’ memiliki arti yang berbeda.
Contoh:
1.Perkataanku tak diacuhkan oleh mereka = Perkataanku tidak dipedulikan oleh mereka.
2.Hendaknya kita tak bersikap acuh tak acuh terdahap peraturan sekolah = Hendaknya kita tak bersikap cuek terhadap peraturan sekolah.
3.Dia bersikap acuh padamu = Dia bersikap peduli padamu

Senin, 25 Juni 2018

Lukisan Baru

karya Ika Airen

Seperti pagi-pagi yang berlalu
Pagi ini pun lalu lalang insani kian ramai
Menuntut ilmu
Mencari rezeki
Atau hanya sekedar menyambut mentari
Semangat kemarin petang yang meredup
Menyala terang karena sambutan mentari
Menyiapkan segala sesuatu
Tuk singkirkan sisa-sisa penyesalan
Buang!
Lempar!
Hempaskan!
Pagi ini tak butuh setitik pun
Sisa-sisa sgala yang basi

Sambutlah!
Kejarlah!
Terimalah!
Segala sesuatu yang memberi asa baru

Sabtu, 26 Mei 2018

Yang Berharga

Karya Ika Airen


Sambutan pagi yang menari
merayu belaian hangat mentari
diiringi langkah-langkah insani

Hamparan putih kanvas sang hari
dilapisi helaan asa nan pasti
mengusir sesal yang lapuk terberai
karena diri baru adalah murni

Ia utuh dan suci
menggores guratan warna-warni
pekat
cerah

Di bawah naungan ode tertinggi
Di atas ukiran jari Ilahi

LAGI


Karya Ika AIren
 

Ketika gelap pulang pada kolongnya
Mentari muncul mengiringi riuh pendaki ilmu
Memberi terang dalam gelap
Meski hitam kadang melini dalam terang
Meracik diksi-diksi fana
Waktu menantang pada mereka
Makhluk-makhluk hina penghias mata
Sembari merayu,
Membujuk
Sekaligus menertawai
Pada anak-anak adam

TAKDIR

Karya Ika Airen
 
Dalam kosong, dalam gelap
Deretan-deretan diksi enggan bermakna..
Kaku,
Gagu..
Tegang,
Lengang..
Angan, mimpi, logika..
Tak mampu lukiskan
Ialah tabir…
Ialah nyata…
Gradasi bukan bayangan, bukan rekaan..
Tetap sebagai takdir..

Persembahan

Karya Ika Airen


Embun-embun pagi menggenang
Merintik-rintik dedaunan

Mentari yang mengintip malu
Menyembulkan cahya tubuhnya
Mendekap alam raya
Menetas makhluk-makhluk Tuhan

Tetesan embun tinggalkan genangan
Membasahi bumi ilalang
Menambah haru,
Menambah deru
Ialah pengorbanan

HUJAN

Karya Ika Airen


Baunya merambat, menohok
Menyapa makhluk-makhluk tak berdaya
Membawa pesan
Mengalirkan sadar

Bau hujan merambat, menohok
Merembes pada jendela-jendela
Memasuki celah-celah gumpalan darah
Mengguyur kolong-kolong dunia

Minggu, 29 April 2018

Variasi Bahasa Jawa di Daerah Jember


Oleh: Ika Airen


Variasi Bahasa Jawa di Jember
Suatu bahasa memiliki ragam atau variasi. Terjadinya keberagaman atau kevariasian tidak hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga interaksi sosial yang dilakukan masyarakat tutur. Kevariasian ini akan semakin bertambah apabila suatu bahasa digunakan oleh penutur yang banyak, dan wilayah yang luas.
Bahasa Jawa memiliki banyak variasi. Ada bahasa Jawa Solo, Jawa Yogyakarta, Jawa Malang, Jawa Surabaya, Jawa Osing, dan jawa Jemberan. Banyak orang di luar daerah Jember mengatakan bahwa bahasa Jawa di daerah Jember terkesan belepotan, tetapi justru itulah yang membuatnya unik. Variasi bahasa Jawa di daerah Jember terjadi akibat persinggungan bahasa Madura dan Jawa.
Perkembangan budaya dan bahasa di Jember berasal dari dua migran. Migran Jawa dan migran Madura. Orang Madura banyak tinggal di Jember bagian utara. Migran Jawa lebih banyak bermukim di Jember bagian selatan. Oleh karena itu, variasi bahasa Jawa Jember lebih kentara di daerah Utara daripada daerah Selatan.

Variasi Bahasa Jawa di Daerah Jember Berdasarkan Tatarannya
Variasi bahasa Jawa Jember tidak hanya berupa kosakata, tetapi juga pada aspek fonologis, morfologis, dan sintaksis.
1)      Variasi bahasa Jawa Jember yang berupa kosakata
Variasi bahasa yang berupa kosakata ini dibagi menjadi dua. Ada yang merupakan serapan dari bahasa Madura, bahasa Jawa yang berasal dari bahasa Madura yang di-Jawakan.
Berikut contoh variasi bahasa Jawa Jember yang berasal dari bahasa Madura yang di-Jawakan.
-          Opo rakah                alah                                         alah bohong.
-          Bano / jarno             Bene / Jarne                            biar
-          Sabene                      mbiyen                                     dulu

a)      Opo rakah sebenarnya berasal dari bahasa Madura apa rakah. Orang Jember mengatakan opo rakah. Kata ini merupakan semacam ungkapan ketika mendengar seorang yang bisanya hanya berbicara tanpa berbuat atau orang yang berbohong.
A   : tugase sesok dikumpulno jare rek-arek. Iyo ta?
            (tugasnya besok dikumpulkan katanya teman-teman ya?)
B   : opo rakah, nggak kok.
      (alah bohong, tidak kok.)

b)      Bano dan Jarno sebenarnya adalah bahasa Jawa yang di-Madura-kan. Dalam bahasa Madura adalah torot, sehingga fonem e pada kata bene dan jarne menjadi bano dan jarno. Hal ini terjadi karena pengaruh dari fonem O pada kata torot. Bano dan jarno juga lebih sering diucapkan karena lebih mudah pengucapannya daripada bene dan jarne.
A   : jawabannmu iki nggak salah ta?
      (jawabanmu ini apakah tidak salah?)
B   : bano wes, sak isoku.
      (biar sudah, sebisaku.)

c)      Sabene  sebenarnya berasal dari bahasa Madura Sabben, dan orang Jember mengubahnya menjadi Sabene. Penambahan fonem e di akhir kata dikarenakan di dalam bahasa Jawa, beberapa kata biasanya berakhiran fonem e seperti kata bukune (bukune), isuke (paginya).
Sabene aku tau merono, tapi wes lali dalane.
(dulu saya pernah ke sana, tapi sudah lupa jalannya)

Berikut contoh variasi bahasa Jawa Jember yang serapan dari Madura. Kata-kata berikut murni berasal dari bahasa Madura, tetapi sering diucapkan bahkan meskipun si penutur adalah berbahasa Jawa atau berbahasa ibu Jawa. Hal ini dikarenakan kata-kata ini sering diucapkan oleh hampir semua orang.

Jawa Jember          Jawa                Asal kata Madura        Indonesia

a.       Addek koen!          enak koen!       Addek koen                  rasain kamu!
b.      Abeh!, beh!            loh?                 Abbeh!                         lho?
c.       Adda!                    yah…               Adda!                          (ungkapan kecewa)
d.      Huhkah!                Huh                 Huhkah!                      (ungkapan marah)
e.       Palang                   -                       Palang                           (ekspresi/ungkapan karena ada sesuatu yang bahaya)
f.       Bejik                      jijik                  bejik                             benci, jijik
g.      Salbut                    ribet                 salbut                           ribet, membingungkan
h.      Digegeri                diseneni           egigirin                        dimarahi
i.        Gridu                     bingung           griduh                          ribut, kebingungan
j.        Longor                  -                       longor                          sikap bodoh tapi terlihat lucu
k.      Leter                      endel                leter                             kemayu
l.        Mara                     ayo                  marah                          ayo
m.    Metao                    kemeruh          metaoh                         sok tahu
n.      Cek                        -                       cek                               sangat
o.      Pacapa thok     ngomong thok      pacapa maloloh          berbicara terus
p.      Perak                     cuman             perak                           hanya, cuma
q.      Sengak                   awas                Sengak                         awas
r.        Seri                        jagoane           Serinah                        jagoannya
s.       Lugur                    ceblok              Gegger                         jatuh
t.        Opo’o?                  nyapo?             Arapah?                      Kenapa?
u.      Balik                      mulih               mole                            pulang
v.      caruk                     gelut                carok                           bertengkar, duel
w.    Mak                       kok                   mak                             kok
x.      Mak takker            kok sampek      mak tager                    kok segitunya
y.      Mak iso?                kok iso?           mak bisah?                  kok bisa
z.       Mak ngunu?          kok ngunu?      mak deiyeh                  kok gitu?
aa.   Nyelang                 nyilih               ngenjem                       pinjam

Pada contoh data (n) yakni cek, digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang ‘sangat’. Di dalam bahasa Jawa untuk mengungkapkan sesuatu yang sangat ditambahkan kata nemen yang berarti ‘sekali’, seperti adoh nemen berarti ‘jauh sekali’, apik nemen berarti ‘bagus sekali’. Namun, di dalam bahasa Jawa Jember, untuk mengungkapkan sesuatu yang ‘sangat’ digunakan kata cek yang diambil dari bahasa Madura.
Adoh nemen                   menjadi           cek adohe
(jauh sekali)                                            (jauh sekali)
Apik nemen                    menjadi           cek apik e
(bagus sekali)                                         (bagus sekali)

Pada contoh data (w) yakni mak adalah kata yang juga sering digunakan oleh masyarakat Jember. Kata mak merupakan bahasa Madura yang berarti kok dalam bahasa Jawa. Dalam bahasa Jember kata ini sering muncul ketika ada suatu hal yang membuat seseorang penasaran, terheran, atau terkejut, seperti contoh berikut.
(1)   Mak ngunu koen?
(kok ngunu awakmu?)
(kok begitu kamu?)

(2)   Mak iso?
(kok iso?)
(kok bisa?)

(3)   Opo’o? mak takker ngunu koen?
(nyapo? Kok sampek ngunu awakmu?)
(Kenapa? Kok sampai bertindak begitu kamu?)

Pada data ketiga, kata mak didapat dari bahasa Madura, sedangkan takker adalah kata serapan dari bahasa Madura yakni tager.

2)      Variasi bahasa Jawa Jember pada tataran fonologi
kata-kata berikut sebenarnya masih berupa bahasa Jawa asli. Namun, pengucapan fonemnya berubah. Seperti kata poteh yang seharusnya puteh. Fonem u menjadi o karena pengaruh bahasa Madura. Di dalam bahasa Madura, lebih banyak terdapat fonem o, O, dan e, sehingga orang Jember sering mengubah fonem i menjadi e, u menjadi o, dan o menjadi O. Hal tersebut terjadi juga karena alasan kemudahan dalam pengucapan.
   Jawa Jember                Jawa                            Indonesia
a)      poteh                     puteh                           putih
b)      koceng                   kuceng                         kucing
c)      godak                    gudak                          kejar
d)     sekel                      sikel                             kaki
e)      petek                      pitek                             ayam

f)       Variasi bahasa Jawa Jember pada tataran morfologi
Variasi bahasa Jawa di daerah Jember pada tataran morfologi terjadi pada bentuk pengulangan. Bentuk pengulangan pada bahasa Jawa adalah pengulangan penuh. Namun, bentuk pengulangan yang terjadi pada bahasa Jawa Jember adalah pengulangan sebagian. Hal ini terjadi karena pengaruh bentuk pengulangan bahasa Madura. Di dalam bahasa Madura, bentuk pengulangannya adalah pengulangan sebagian yakni dengan cara mengambil suku kata terkahir dari kata yang diulang untuk untuk kata pertama, sedangkan kata kedua dalam bentuk utuh. Misalnya nak-kanak yang berarti anak-anak. Pengulangan pada bahasa Jawa Jember terjadi pada bahasa Jawa dan bahasa Madura yang di-Jawa-kan.
-          lon-alon                    alon-alon                     lon-alon           alun-alun
-          lik-cilik                      cilik-cilik                      nik-kenik          kecil-kecil

Kedua kata di atas merupakan bahasa Jawa asli, tetapi penggunaannya dalam bentuk pengulangannya menyerupai bentuk pengulangan bahasa Madura. Contoh yang lain adalah bentuk pengulangan dari bahasa Madura asli, tetapi pengucapannya disesuaikan dengan pengucapan jawa.
-          Co- koco                   mbujuk                                    cO-kOcOh                   bohong
Kata co-koco di atas adalah kata serapan dari bahasa Madura yakni cO-cOkOh. Orang Jember mengubah Fonem O menjadi o untuk menyesuaikan dengan pengucapan bahasa Jawa. Dibandingkan kata mbujuk orang Jember lebih sering mengucapkan kata co-koco.

g)      Variasi bahasa Jawa Jember pada tataran sintaksis
Variasi bahasa Jawa Jember pada tataran sintaksis terjadi pada kalimat pasif. Kalimat pasif bahasa Jawa mendapat tambahan ambek seperti struktur pasif bahasa Madura yang menggunakan kata bik yang berarti ‘oleh’. Misalnya seperti contoh berikut.
Pasif bahasa Jawa             :           Sepedamu diangge aku mau.
Pasif bahasa Jawa Jember :           Sepedamu diangge ambek aku mau.
Pasif bahasa Madura         :           Sepedanah be’en eangguy bik engko’ gellek.
Dalam bahasa Indonesia, kalimat di atas berarti ‘sepedamu dipakai olehku tadi’.

Simpulan
Variasi bahasa Jawa Jember terjadi karena adanya persentuhan bahasa Jawa dan Madura. Meskipun terkesan rumit, tetapi itu merupakan keunikan bahasa Jawa Jember. Adanya bahasa Madura yang terserap dalam bahasa Jawa membuat bahasa Jawa Jember memiliki variasi yang unik. Apabila Yogyakarta terkenal dengan bahasa Jawa keratonnya, Malang dengan bahasa Jawa yang dibolak-balik, Jember memiliki variasi karena persentuhan dua bahasa yang memang berasal dari dua budaya di kota Jember.

Sumber
Chaer, Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syofia. 2012. Bahasa Jember yang Unik. http://riskesyofia.blogspot.com. [1 Juni 2013].